Anak Jalanan

Anak Jalanan

Ibuku melahirkanku di bawah kolong jembatan
Jadilah diriku anak jalanan, berkutat dalam dunia hitam,
Kulitku yang tadinya putih mulus kini menjadi hitam legam
Tapi, jangan salah! Jiwaku seputih kapas, kawan;
Putih laksana bidadari mereka pada dunia yang berbeda:
Tapi aku tetap anak jalanan yang telah kehilangan cahyanya.

Ibuku bercakap padaku di bawah kolong jembatan, itu dulu
Dan bercerita sebelum panas hari menyengat,
Ditemani indahnya gunung sampah di samping kami,
Dia letakkan daku pada pangkuanya dan menciumku, itu dulu
Entah kenapa badanku terasa hangat, mulai berkeringat,
Dan menunjuklah dia ke arah timur, mulai berkata:

“Lihatlah nak! Saat mentari menampakkan keperkasaanya: Tuhan tak tidur,
Memberikan sinarnya pada kita dan memberikan kekuatan pada kita;
Anugrah yang luar biasa tanpa bisa dihitung dengan angka.
Beragam tumbuhan, hewan, dan manusia gembira menerimanya,
Terlihat dari gurat gurat wajah mereka sebagai pertanda
Kenyamanan saat pagi tiba dan siang menjelang.

“Kita ditempatkannya pada planet ini, sebuah tempat yang sempit.
Mengais sisasisa kehidupan dan cinta yang ditinggalkan begitu saja,
Mentari tetap memberikan cahayanya pada kita,
Janganlah kau takut sengasara di dunia yang fana ini,
Lihatlah angkasa yang menjulang, gapailah citamu meski dalam mimpi,
Pandangan kedepan, lepaskan jerat tali yang melilitlilit.

“saat kau telah tahu akan arti cahaya terang benderang,
Kabut tebal akan menghilang terbawa angin kencang,
Kita seharusnya mendengar bisikan suaranya, merdu
‘keluarlah dari pergulatan pikiranmu sayangku,
Kemarilah menuju dekapan mesraku
Dan masuklah dalam istana layaknya para pencari itu.’”

Itulah yang dikatakan ibuku padaku, dan membelai rambutku
Dan itulah yang akan kukatakan pada dunia
Saat aku dari kolong jembatan, dan mereka dari gedung seberang
Bederet rapi di tepi jalan, tegak berdiri menjulang
Itulah kenyataan yang nampak kasat mata
Bersama-sama masuk dalam istana Tuhan dalam satu pintu.

Aku akan tegak berdiri, melindunginya
Menjadi sepertinya, sehingga mereka dapat mencintaiku apa adanya.

0 Comments:

Post a Comment